Nama:
Ivania Fidhanty
Npm:
13210687/ 3EA16
Tugas (1)
softskill Bahasa Indonesia 2
A.Pengertian
Penalaran
Penalaran
adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data
yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain,
penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang
logis.
B. Penggunaan
bahasa Indonesia dalam proses Penalaran
Disini,
yang dimaksudkan dengan penggunaan bahasa indonesia dalam proses penalaran
adalah Penulisan Ilmiah. Proses penalaran digunakan untuk menyusun Penulisan
Ilmiah.
·
Konsep
Ilmiah
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997) menjelaskan bahwa Ilmiah adalah
sesuatu yang didasarkan atas ilmu pengetahuan. Kata ilmu sendiri merupakan kata
serapan dari bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti atau mengetahui.
Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan.
·
Persyaratan
Ilmiah
1. Obyektif
Ilmu
harus memiliki obyek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama
sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Obyeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji obyek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu
dengan obyek, dan karenanya disebut kebenaran obyektif; bukan subyektif
berdasarkan subyek peneliti atau subyek penunjang penelitian.
2. Metodis
Metodis adalah
upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus
terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari
kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti
metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis
Dalam
perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu obyek, ilmu harus
terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal
Kebenaran
yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak
bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal
merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar
ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam
mengingat obyeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
C. Peranan Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah
Dalam
Penyajian sebuah Konsep Ilmiah, Bahasa Indonesia mempunyai peranan penting
dengan dibakukannya Ejaan sesuai EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Dengan Ejaan
sesuai EYD ini, Bahasa Indonesia memiliki susunan struktur bahasa yang
Obyektif, Metodis, Sistematis dan Universal.
Peranan
tersebut, mencakup penggunaan Bahasa Indonesia dalam publikasi artikel maupun
tulisan – tulisan ilmiah, baik berupa karya tulis, penulisan ilmiah, maupun
skripsi dimana penerapannya harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Beberapa
hal sederhana misalnya tentang kaidah penggunaan huruf kapital: bahwa pada
setiap awal kalimat harus diawali dengan huruf kapital, dan huruf kapital juga
dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa
sejarah.
Kaidah-kaidah
tersebut tertuang dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Dengan adanya kaidah / aturan ini, maka tulisan ilmiah yang dibuat menjadi
lebih Obyektif, Metodis, Sistematik, Terstruktur dan Universal khususnya dalam
penggunaan bahasa sesuai dengan makna konsep Ilmiah itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar